01 Mei 2014

Nuna, You’re So Beautiful

0 komentar
Nuna, You’re So Beautiful
by Halona Mio



Nuna1jadilah pacarku!” teriak seorang cowok dengan lantang.
Han Se Kyung terkejut mendengar pernyataan cowok yang sekarang berdiri persis di hadapannya. Ia merasa bingung dan menoleh ke belakang, mencoba mencari bantuan pada teman-teman sekelasnya. Namun, sepertinya tak ada seorangpun yang tahu darimana asal muasal cowok itu.
“Apa kamu nggak salah orang?” tanya Se Kyung dengan ragu. Tapi cowok itu menggeleng, ia kelihatan begitu yakin kalau ia tidak salah orang.
“Tapi aku nggak merasa kenal sama kamu,” kata Se Kyung dengan suara yang hanya terdengar seperti bisikan. Ia sadar betul kalau teman-teman sekelasnya masih mengawasi mereka berdua.
Nuna1 akan mengenalku dengan baik  kalau mau jadi pacarku,” katanya sambil tersenyum menggoda.
“Kamu ini sebenarnya siapa? Apa kamu mau main-main sama aku?” tanya Se Kyung mulai was-was.
Cowok itu hanya tersenyum, ”Nuna1 akan mengetahuinya setelah memberikan jawaban padaku. Aku pergi dulu,” katanya tersenyum sambil melambaikan tangan, kemudian melangkah ke luar meninggalkan kelas Se Kyung.
Teman-teman Se Kyung terutama yang cewek, mulai mendekatinya dan mengajukan rentetan pertanyaan mulai dari, “Siapa cowok tadi?”, “ Imut banget deh, kamu kenal dimana?”, “Duh cakepnya, kamu beruntung”, “Apa kamu bakal nerima dia?”, dan beragam pertanyaan lainnya.
“Ah, molla2! teriak Se Kyung mulai merasa terganggu. Ia hanya mendesah, kemudian terdiam dengan tatapan kosong.
Tak berapa lama, salah satu teman dekat Se Kyung yang bernama Mi Ran tiba-tiba datang memberi informasi, ”Aku baru saja cari tahu soal cowok itu. Dia Kang Kyong Jun, anak baru yang dua tingkat di bawah kita.”
“Ah, adik kelas. Pantas saja dia memanggilku Nuna1. Tapi darimana dia mengenalku?” batin Se kyung dalam hati. Kemudian tanpa meminta persetujuan Se Kyung, tiba-tiba Mi Ran menyeret tangannya untuk menunjukkan dimana kelas Kyong Jun. Se Kyung dengan pasrah diseret begitu saja oleh Mi Ran yang kelihatan begitu bersemangat.
Dari jendela kaca di kelas Kyong Jun, Se kyung dapat melihat Kyong Jun sedang duduk dan mengobrol akrab dengan teman-temannya. Se Kyung merasa cowok itu gampang dekat dengan siapapun yang baru dikenalnya. Tiba-tiba Kyong Jun melihat kearah Se Kyung dan menyadari kalau Se Kyung mengawasinya. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya sambil memanggilnya dengan keras “Nuna1”. Otomatis teman-temannya langsung melihat ke arah Se Kyung, membuat Se Kyung malu dan segera angkat kaki dari tempat itu.
~o0O0o~
Se Kyung duduk di halte bis sambil melamun. Begitu bis datang, ia langsung menaiki bis itu kemudian duduk di dekat jendela. Tiba-tiba ada cowok yang duduk di sampingya dan mengajaknya bicara.
“Nuna, kenapa kamu nggak pergi sama teman-temanmu tadi?” tanya cowok itu yang ternyata adalah Kang Kyong Jun. Entah bagaimana, Kyong Jun bisa tahu kalau tadi Se Kyung menolak ajakan teman-temannya untuk nongkrong di kafe meskipun besok hari libur. Akhir-akhir ini Se Kyung memang selalu menolak ajakan teman-temannya dan lebih memilih tinggal di rumah saja.
“Apa kau mengikutiku dari tadi?” tanya Se Kyung mulai curiga.
“Iya,” kata Kyong Jun dengan senyum polos tersungging di bibirnya.
“Apa sebenarnya maumu?” tanya Se Kyung mulai hilang kesabaran.
Nuna1 belum kasih aku jawaban,” kata Kyong Jun lagi sambil tersenyum.
Se Kyung mulai hilang kesabaran menghadapi Kyong Jun. Ia memutuskan untuk tidak mempedulikan Kyong Jun. Ia mendiamkan Kyong Jun di sepanjang perjalanan, hingga tanpa sadar ia tertidur.
Nuna1, bangun kita sudah sampai,” Se Kyung tersentak bangun begitu  merasakan seseorang menepuk pundaknya dengan lembut. Ia melihat Kyong Jun masih duduk di sampingnya. Se Kyung buru-buru beranjak turun dari bis karena bis akan segera berjalan lagi, tapi Kyong Jun mengikutinya dibelakang.
“Tunggu Nuna,” teriak Kyong Jun berlari menyusul Se Kyung yang turun dari bis terlebih dahulu dan langsung pergi meninggalkannya.
“Apa? Kamu masih pengen ngikutin aku?” tanya Se Kyung dengan kesal.
“Aku takut Nuna1 ketiduran sambil berdiri, tadi waktu di dalam bis tidurmu nyenyak sekali sampai mendengkur keras,” kata Kyong Jun tertawa geli.
“Bohong. Aku tidak pernah mendengkur,” kata Se Kyung dengan panik, mencoba mengelak. “Tunggu, bagaimana kamu bisa tahu aku mesti turun dimana. Jangan-jangan kamu pernah ngikutin aku sebelumnya?” tanya Se Kyung mencoba mengalihkan pembicaraan untuk menutupi perasaan malunya.
“Iya benar, “ kata Kyong Jun sambil tersenyum tanpa  dosa.
“Kenapa?” tanya Se Kyung untuk kesekian kalinya.
“Aku tidak akan menjawabnya sebelum Nuna1 bersedia jadi pacarku,” kata Kyong Jun menggoda Se Kyung.
“Aku akan teriak kalau kamu terus mengikutiku,” ancam  Se Kyung.
“Silahkan,” kata Kyong Jun menantang.
Se Kyung merasa kesal karena ancamannya tidak berhasil membuat Kyong Jun berhenti mengikutinya. Ia berjalan dengan cepat tanpa mempedulikan Kyong Jun lagi. Sesampai di rumahnya, ia langsung masuk dan mengunci pintunya rapat-rapat.
~o0O0o~
Hari-hari berikutnya, Kyong Jun terus mengikuti Se Kyung kemanapun Se Kyung pergi. Meskipun Se Kyung terus berusaha mengabaikannya tapi Kyong Jun sama sekali tidak menyerah.
Sampai pada suatu malam, dari kejauhan Se Kyung melihat pacarnya sedang berangkulan mesra dengan cewek lain. Meskipun sudah pernah melihatnya, tetap saja hati Se Kyung terasa sakit.
            “Nuna1, tunggu,” teriak Kyong Jun berlari menyusul Se Kyung yang terus melangkah tanpa mempedulikannya.
Ia menepuk pundak Se Kyung ketika sudah berhasil menyusulnya. Melihat Se Kyung hanya diam saja, ia memutar tubuh Se Kyung dan mengamati wajahnya. Se Kyung terus saja menunduk diam, kemudian lama kelamaan terdengar suara isak tangis dari Se Kyung yang membuat Kyong Jun bingung harus berbuat apa.
Ulijima2,” kata Kyong Jun, ia paling tidak tahan melihat cewek menangis. “Apa Nuna1 tahu? Air mata ini membuat Nuna1 kelihatan jelek. Apa Nuna nggak keberatan kalo aku berpaling kepelukan cewek lain yang lebih cantik?” kata Kyong Jun sambil menepuk-nepuk pundak Se Kyung berusaha menenangkannya.
Se Kyung tidak tahu kenapa ia bisa menangis di hadapan Kyong Jun. Selama ini, ia merasa cukup pandai dalam menyembunyikan perasaannya di hadapan orang lain. Se Kyung mengangkat wajahnya dan melihat Kyong Jun tersenyum lembut padannya. Entah kenapa melihat senyumannya membuat Se Kyung merasa lebih tenang.
Kyong Jun mengajak Se Kyung duduk di kursi panjang sebuah taman. Ia menunggu sampai Se Kyung berhenti dari isak tangisnya sebelum ia mulai bercerita.
“Apa Nuna1 tahu sejak kapan aku mulai menyukaimu?” tanya Kyong Jun yang disambut gelengan kepala dari Se kyung.
“Malam itu aku lihat Nuna1 berdiri di tepi Sungai Han. Saat itu Nunamasih memakai seragam sekolah dan tampak seperti orang depresi. Aku pikir saat itu Nunaakan bunuh diri dengan terjun ke Sungai Han. Setelah itu tanpa sadar aku terus mengikuti Nuna1. Aku takut Nuna1 berpikiran untuk bunuh diri kalo sedang sendirian, sebenarnya ada masalah apa?” tanya Kyong Jun sungguh-sungguh.
Se Kyung menceritakan semuanya pada Kyong Jun. Entah kenapa, ia merasa lebih lega setelah bercerita semuanya.
“Mulai sekarang, Nuna1 harus janji nggak bakal nangis lagi gara-gara cowok lain, kalo sampai melanggarnya aku nggak akan pernah maafin Nuna,” kata Kyong Jun pura-pura mengancam
~o0O0o~
 “Nuna1, maafin aku. Aku sama sekali nggak tahu kalo orang yang selama ini bikin Nuna sedih itu kakakku sendiri,” kata Kyong Jun menjelaskan dengan wajah bersalah.
Se Kyung hanya terdiam mendengar perkataan Kyong Jun. Memang sebenarnya Kyong Jun tidak bersalah apa-apa. Tapi untuk saat ini Se Kyung belum bisa menerima semuanya. Ia menarik nafas panjang dan pergi meninggalkan Kyong Jun tanpa sepatah kata pun terucap darinya.
~o0O0o~
            “Oppa3, kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Se Kyung terkejut melihat Hyung Joon sudah berdiri di depan rumahnya.
“Aku ingin bertemu denganmu, kita perlu bicara” kata Hyung Joon yang kemudian mengajak Se Kyung pergi ke taman di dekat rumah Se kyung untuk bicara berdua.
Mereka berdua duduk di bangku panjang dan terdiam selama beberapa saat. Se Kyung teringat kenangan saat dulu ia sering menghabiskan waktu di tempat ini bersama Hyung Joon.
“Maaf, selama ini telah mengecewakanmu dan membuatmu sedih. Aku tahu aku telah banyak melakukan kesalahan dan aku rasa penjelasan sepanjang apapun tak akan cukup. Saat ini aku hanya ingin mengakhiri semuanya dengan benar,” kata Hyung Joon dengan ekspresi bersalah.
Se Kyung terdiam mendengarkan ucapan Hyung Joon. Jadi inilah akhir dari semuanya. Selama ini mereka berdua memang belum mengucapkan kata perpisahan. Setelah tahu kalau Hyung Joon jalan dengan cewek lain, Se Kyung selalu menghindari Hyung Joon. Ia tidak ingin hubungan mereka berakhir begitu saja, ia tak ingin cinta pertamanya berakhir seperti ini. Tapi itu justru yang membuat hati Se Kyung selalu merasa tertekan. Mungkin dengan merelakan Hyung Joon hatinya akan terasa lega.
“Semoga hidupmu jauh lebih baik setelah ini,” kata Se kyung setelah menghela nafas panjang untuk menyingkirkan himpitan di dadanya.
“Kamu cewek yang baik  Se kyung. Aku yakin kamu bisa mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik dari aku,” kata Hyung Joon sambil tersenyum memberi semangat.
“Aku tahu seharusnya aku tidak ikut campur. Aku cuma pengen bilang satu hal. Kyong Jun itu anak yang baik, dia sangat mirp dengan ibuku tapi ia begitu berbeda denganku,” kata Hyung Joon sambil tersenyum mengenang ibunya.
Se Kyung tersenyum mendengarnya. Ia menyadari Hyung Joon sedang mencoba membuatnya berbaikan dengan Kyong Jun. Ternyata sebagai kakak, Hyung Joon sangat perhatian pada adiknya.
~o0O0o~
“Aku janji akan selalu membuat Nuna1 selalu tersenyum bahagia,” kata Kyong Jun terdengar begitu bahagia setelah mendengar jika Se Kyung juga menyukainya dan mau menjadi pacarnya
Kyong Jun terus tertawa-tawa bahagia, ia memberitahu semua orang yang lewat di jalanan kalau cintanya baru saja di terima. Melihat tingkah Kyong Jun yang kekanak-kanakan membuat Se Kyung tersenyum bahagia. Begitu melihat Se Kyung tersenyum, Kyong Jun terpaku menatapnya dan membuat Se Kyung salah tingkah.
Nuna1, neomu yeppeo4,” kata Kyong Jun terpesona melihat senyuman Se Kyung yang sangat cantik.
~o0O0o~
Glosarium:
1 Kakak, panggilan pria kepada wanita yang lebih tua
2 Jangan menangis
3 Kakak, panggilan wanita pada pria yang lebih tua
4 Kakak, kamu sangat cantik


Image Source: Unknown (nemu di hardisk, liat watermark-nya aja ^^)

 

Mio's Garden Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template